Jadwal Imsakiyah Kabupaten OKU Timur
Untuk semua warga OKU Timur yang budiman, silahkan download dibawah ini ya :)
Kita Siapkan Generasi Pemuda Peradaban
Untuk semua warga OKU Timur yang budiman, silahkan download dibawah ini ya :)
Menurut undang-undang nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara, yang dimaksud dengan Pegawai Negeri Sipil adalah warga negara
Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara
tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan.
Sedangkan ASN atau Aparatur Sipil Negara adalah profesi bagi pegawai negeri
sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah. Jadi, ASN itu terdiri dari 2 profesi yaitu PNS dan P3K.
Aparatur Sipil Negara terutama PNS menjadi salah satu profesi
yang banyak diperebutkan. Terakhir, pada tahun 2021 Badan Kepegawaian Negara (BKN) mencatat, ada 4.217.903 orang yang
telah mengisi formulir dan 3.736.883 orang mengirimkan (submit) berkas lamaran
kepada instansi yang dituju. 3,7 juta orang lebih berharap menjadi bagian dari
pemerintah, dengan status sosial ASN yang seksi di mata masyarakat tentu hal
ini adalah angka yang wajar. Terutama pandangan masyarakat tentang terjaminnya
kualitas hidup saat menjadi Pegawai Negeri Sipil dan dana pensiun yang sudah
menanti diakhir karir.
Opini tentang pegawai negeri sipil yang
serba sejahtera tentu tidak bisa disalahkan, hal ini tidak terlepas dari gaya
hidup sebagian besar PNS yang terlihat kaya bahkan mewah. Namun, tidak sedikit
juga PNS yang susah payah dalam menjalani kehidupannya karena tidak mendapat
tunjangan tambahan dari daerah, belum lagi PNS yang gajinya harus terpotong
setiap bulan karena terlilit hutang di bank. Ketimpangan tersebut bukan tanpa
alasan, gaji pokok setiap PNS di seluruh Indonesia memiliki standar yang sama tetapi
tidak untuk tunjangan. Hal ini lah yang menjadi pembeda PNS pada setiap
instansi.
Baik instansi pusat atau daerah memiliki standar gaji pokok
yang sama. Misal Golongan III.a yang setidaknya berasal dari S1/Sarjana dengan
masa kerja 0 s/d 2 tahun mendapatkan gaji Rp 2.579.400 (Dua Juta Lima ratus Tujuh Puluh Sembilan Ribu Empat Ratus Rupiah).
Bila PNS tersebut berasal dari instansi daerah dan tidak memiliki tunjangan
tambahan selain gaji pokok, maka sebenarnya PNS tersebut tidak berbeda jauh
bahkan cenderung dibawah gaji buruh pabrik yang menerima gaji pokok di atas UMR.
Berbeda dengan PNS yang berada di instansi pemerintah pusat atau pemerintah daerah yang memiliki berbagai macam
tunjangan, mereka yang berada di posisi tersebut termasuk golongan PNS yang
bisa dikatakan sejahtera dan terjamin paling tidak dari sisi pendapatan setiap
bulannya yang diatas standar.
Jadi, sejauh ini masih minat jadi Aparatur Sipil Negara?
Pikirin yang matang, ya! (di Sudut Kantor, 13 Maret 2023)
1.
1. Dalam menjalankan perintah agama, terkadang ada beberapa
perintah dan janji Allah Swt. Yang menurut pandangan manusia tidak masuk akal.
Sehingga, terkadang kita ragu dalm mengimani dan menjalankannya. Padahal,
sebenarnya, ketika ada suatu janji atau perintah Allah yang tidak masuk akal,
hal itu disebabkan keterbatasan akal kita dalam menembus skenario Allah Swt. (Kepompong Ramadhan, Halaman 7)
2. Setelah mendengar keluhan orang fakir tad, Rasulullah lalu bersabda, “Sukakah aku ajarkan kepadamu amal perbuatan yang dapat mengejar mereka dan tidak seorang pun yang lebih utama dari kamu, kecuali yang berbuat seperti perbuatanmu?” dengan antusia mereka menjawab, “Baiuklah, ya Rasulullah.” Kemudia nabi SAW bersabda, “Bacalah SubhanaAllah, Allahu akbar, dan Alhamdulillah setiap selesai shalat masing-masing 33 kali. (Kepompong Ramadhan, Halaman 9)
3. Karena itu, orang yang beruntung adalah orang yang ketika terjerembab dalam kemaksiatan segera menyadari kesalahannya dan bertobat sebelum ajal tiba, Sebaliknya, orang yang merugi adalah yang asyik berbuatdosa tanpa rasa bersalah. Bahkan, berupaya untuk melebarkan sayap dosanya sehingga ia meninggal dunia dalam keadaan su’ul khatimah. Naudzubillah. (Kepompong Ramaddhan, Halaman 16)
4. Kebahagiaan itu tidak diukur hanya dengan materi. Orang yang susah, mengidentikkan bahagia kalau punya rumah gedung, mobil mewah, makan yang enak-enak, dan gaji jutaan rupiah. Namun, tidak sedikit orang yang bergelimangan harta mengeluh kepenatan batin, fisik ambruk sering keluar masuk rumah sakit, dan pikiran selalu didera masalah yang datang bertubi-tubi. Padahal, nabi SAW tidak berlebihan mengidentifikasi standar kebahagiaan, “JIka seseorang dapat tidur nyenyak, sehat badannya, da nada makanan untuk satu hari, maka dia telah memiliki segalanya.” (Kepompong Ramadhan, Halaman 22)
5. Untuk menjadi orang yang bersyukur, setidaknya ada tiga syarat yang harus dipenuhi. Pertama, mengetahui apa itu nikmat dan meyakini sepenuhnya bahwa nikmat tersebut adalah pemberian Allah. Kedua, bahagia dan gembira dengan nikmat yang Allah berikan kepada kita. Dan, ketiga, melakukan hal-hal yang disukai oleh Pemberi Nikmat, baik melalui lisan dengan ucapan Alhamdulillah maupun melalui perbuatan-perbuatan yang disukai-Nya. (Kepompong Ramadhan, Halaman 28)
6. Dalam ilmu kedokteran termasuk para dokter dari dunia barat memuji kaidah-kaidah puasa. Karena, menurut mereka, pengendalian diri merupakan obat paling manjur untuk meredam berbagai penyakit. Mereka menyimpulkan bahwa kemarahan, kebencian, dengki, sakit hati, dan dendam kesemuanya oleh agama diminta agar kita meredamnya adalah sikap-sikap yang memperburuk kesehatan karena merusak daya tahan tubuh. Banyak penyakit seperti jantung, hipertensi, dan stroke diperberat oleh sikap-sikap demikian. (Kepompong Ramadhan, Halaman 30)
7. Manusia hidup di dunia layaknya pengembara yang sedang melakukan perjalanan. Sang pengembara harus melaksanakan tugas yang diembannya, ia tidak boleh mengecewakan pihak yang memberi amanat. Semua tempat yang disinggahi bukanlah tempatnya, ia hanya menumpang untuk kemudian meninggalkannya kembali. Semua harta yang dimiliki juga bukan miliknya, itu hanya titipan dan suatu saat akan ditinggalkan. (Kepompong Ramadhan, Halaman 39)
8. Kendati segala sesuatu menjadi sulit,
namun jangan sampai lepas dan ber[utus asa dari jalan-Nya. Tidak selayaknya kita
menjadi orang yang seakan tidak memperoleh nikmat Allah sedikitpun, sehingga
membawa kita gelap mata dan berbuat nista atau bahkan brbuat sesuatu yang
dzalim meski pada diri sendiri. Na’udzubillah.
(Kepompong Ramadhan, Halaman 46)
9. Banyak orang yang mengira bahwa istighfar atau taubat itu cukup hanya dengan lisan. Sementara perbuatannya tetap berlanjut dalam dosa-dosa. Istighfar seperti ini, menurut para ulama, adalah istighfar setengah hati. Al Ashfahani menerangkan, “Istighfar artinya memohon ampunan dengan ucapan dan perbuatan. Maka, perintah Allah yang artinya memohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah MAha Pengampun.” (QS. Nuh: 10). Itu perintah untuk memohon ampunan dengan lisan dan perbuatan. Siapa yang mengatakan itu cukup dengan lisan saja, jelas itu perbuatan para pendusta. (Kepompong Ramadhan, Halaman 49)
10. Wahai bibi, tolong ceritakan kepadaku bagaimana kalian membina rumah tangga?” Urwah, kemenakan Aisyah RA melontarkan pertanyaa, saat dia menemani hari-khari aisyah yang tengah berkabung atas kepergian Rasulullah SAW ke pangkuan Sang Khaliq. Sambil tersenyum getir Aisyah mencoba mengulang kembali kenangan indah yang paling berkesan saat ia masih menjadi istri baginda RAsul, “Demi Allah wahai kemanakanku. Sunggu kami pernah melihat bulan sabit berganti di langit sampai tiga kali berturut-turut dalam dua bulan. Selama itu tidak pernah tungku api menyala di seluruh rumah istri Rasulullah SAW.” (Kepompong Ramadhan, Halaman 53)
#WAGFLPSumselMenulis #lampauibatasmu
Gak terasa ya, udah tahun ke-2 ramadhan pada musim corona ini. Semoga ibadah kita di bulan ramadhan ini lancar ya. Berikut ini jadwal imsakiyah untuk daerah Palembang, Bandar Lampung, dan OKU Timur.
Ukuran Story IG
- Jadwal Imsakiyah Palembang (unduh baeh)
- Jadwal Imsakiyah Bandar Lampung (unduh ajah)
- Jadwal Imsakiyah OKU Timur (unduh gawoh)
========================================================
Tersedia juga dalam ukuran walpaper HP Android
- Jadwal Imsakiyah Palembang (unduh baeh)
- Jadwal Imsakiyah Bandar Lampung (unduh ajah)
- Jadwal Imsakiyah OKU Timur (unduh gawoh)
Stay classic, stay enjoyed!!
Kaum Quraisy heran dan menyangkal cerita nabi
Muhammad Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam tentang isra mikraj. Peristiwa yang tidak masuk di akal
manusia tersebut membuat penduduk Mekkah semakin meragukan Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Mereka
menganggap Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam hanyalah
pembual yang sedang berdusta.
Perjalanan nabi Muhammad Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa
di Palestina hingga naik ke langit tujuh hanya dalam waktu 1 malam tidak dapat
dicerna oleh nalar manusia. Peristiwa yang terjadi pada 27 Rajab di tahun ke
delapan kenabian tersebut juga diikuti oleh kisah-kisah yang membuat heran
penduduk Mekkah saat itu. Mulai dari kendaraan super cepat yang bernama buraq,
waktu perjalanan ke Baitul Maqdis yang singkat, ditemani malaikat Jibril,
menembus langit pertama sampai langit ke tujuh, bertemu para nabi, melihat
surga dan neraka, hingga bertemu Allah Subhanahu
wata’ala dan menerima perintah shalat secara langsung.
Momentum bersejarah tersebut
diabadikan Allah Subhanahu Wata’ala dalam
Al-qur'an surat Al-Isra ayat 1, "Maha Suci Allah, yang telah
memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al-Masjidil Haram ke Al-Masjidil
Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya
sebagian tanda-tanda kebesaran Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar
lagi Maha Melihat."
Saat mengetahui kabar
tentang perjalanan isra mikraj Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam,
banyak orang yang mendustakan. Bahkan, tidak sedikit orang Islam yang lemah
imannya lantas berbalik menjadi murtad. Namun, hal tersebut tidak bagi Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu ‘anhu , orang yang paling percaya dan
paling mengimani segala hal yang bersumber dari Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Saat ditanya tentang
sikapnya terhadap peristiwa isra mikraj, dengan tegas Abu Bakar Radhiyallahu ‘anhu menjawab, "Aku
membenarkan jika berita tersebut lebih dari yang kalian (orang-orang) kabarkan.
Aku membenarkan berita dari langit yang turun kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Maka, bagaimana mungkin aku tidak membenarkan beliau tentang perjalanan ke
Baitul Maqdis itu?"
Menjadi Abu Bakar Ash-Shiddiq
adalah menjadi orang asing yang lain dari pada kebanyakan
orang. Risiko menjadi orang seperti itu bisa saja dijauhi, dibenci, bahkan
disakiti karena dianggap “nyeleneh”. Gelar As-Shidiq yang berarti berkata benar,
sangat tepat disandang oleh Abu Bakar Radhiyallahu ‘anhu karena keimanannya yang luar biasa,
percaya perkataan Rasul tanpa tapi. Semoga kita dapat meneladani sikap tegas
dan iman yang kuat dari seorang Abu-Bakar Ash-Shiddiq
melalui peringatan peristiwa isra mikraj di tahun 1442 H / 2021 Masehi.
Momen. Saat pelantikan angkatan 1 KSR PMI Unsri |
Bayi
yang lahir 5 tahun silam kini telah menjadi anak kecil yang lucu, menggemaskan,
ingin sekali rasanya sesekali mencubit manja bagian pipinya yang
kemerah-merahan. Betapa menggairahkan untuk mengingat momentum bayi itu lahir,
menangis, menyusu, mulai merangkak, dan bercoloteh riang hingga sekarang di
penghujung masa balitanya. Ah, walau sedikit berkurang bentuk lucunya yang
dulu, anak kecil (dulu bayi) ini tetap menarik untuk diajak bermain. Anak kecil
(dulu bayi) itu bergelar KSR PMI Universitas Sriwijaya. BarakaAllah untuk
umurnya hari ini 16 Februari 2021, tepat berumur 5 tahun.
Wahai
bayi, ada hal-hal yang perlu engkau ketahui dan ingat sepanjang eksistensimu.
Seperangkat gagasan yang diharapkan dapat terwujud entah pada episode yang ke
berapa, terserahlah. Sejak awal kelahiranmu, budaya yang ingin ditanamkan
adalah budaya keberlanjutan, sistem sambung menyambung, sebuah sinetron bukan
film yang habis dalam waktu 1-2 jam saja. Hal tersebut didasari karena
ketidakabadian pada setiap masa. Kita semua memiliki masanya masing-masing yang
terukur. Bayi akan jadi anak kecil, muda juga akan tua, anak sekolah nanti
tidak lagi, mungkin kuliah, bekerja, atau langsung nikah. Mahasiswa pun nanti
akan jadi alumni.
Berangkat
dari pemikiran tersebut dan melihat harapan yang disematkan kepadamu begitu
besar, maka perjuangannya pun tidak bisa dipisah-pisahkan dari satu episode ke
episode yang lain tanpa saling berhubungan. Kita harus tetap saling terhubung,
bahkan saat jasad sudah tak memungkinkan bertatap muka, tidak jadi masalah.
Kita sedang menyambung gagasan bukan fisik, pikiran kita sedang bersetafet
terus menerus, saling memberikan dorongan yang kuat satu sama lain. Walau
kelak, ada rentang jarak yang begitu jauh, kita hanya butuh waktu untuk saling
memahami dari setiap episode masing-masing.
Mau
bernostalgia? Yuk, kenapa tidak!
Dulu,
5 tahun yang lalu kita sepakat untuk membuat sebuah visi besar yang membuat
kita semangat mengarungi beragam gelombang ujian. File PPT nya masih tersimpan
rapi, ada satu slide yang bertuliskan visi: KSR PMI Unsri sebagai Role Model Korps Suka Rela perguruan tinggi
se-Indonesia di tahun 2021. Visi yang terdengar mustahil 5 tahun lalu.
Bagaimana mungkin sebuah korps yang baru berdiri, belum punya track record, minim referensi, belum
dikenal khalayak kampus apalagi masyarakat luar. Sudah berani mencanangkan
untuk menjadi role model hanya dalam waktu lima tahun?
Lalu
visi itu kita coba uraikan dalam misi-misi yang lebih realistis, bisa down to earth, tidak ‘ngelangit-langit’ banget lah. Mulai dari penguatan
internal, misi kita tertulis seperti ini: melakukan
rekrutmen relawan secara professional, meningkatkan rasa kekeluargaan antar
relawan, menyiapkan relawan yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, tangguh
dan responsive. Terus kita juga tidak mau cuma modal semangat saja tapi
minim keahlian yang ujungnya nanti bisa jadi bagai katak dalam tempurung. Dari
situ kita tulis misi selanjutnya: meningkatkan
keterampilan relawan dalam kepalang merahan untuk menunjang aktivitas manusia,
menjalin kerjasama yang baik terhadap
instansi yang berada di dalam dan di luar
civitas akademika Universitas Sriwijaya, mengkampanyekan prinsip-prinsip dasar kepalang merahan dan bulan sabit
merah internasional kepada khalayak kampus secara khusus dan dunia pada umumnya
serta mengamalkan 7 prinsip dasar PMI oleh seluruh relawan KSR PMI Unsri.
Visi
yang keliatan tidak realistis tadi perlahan menemukan titik terang. Lewat
misi-misi yang masih umum tersebut kita menguraikan target-target yang konkrit
sekali. Mulai dari jangka pendek, menengah, dan panjang. Ah, target jangka
pendek (1 tahun) rasanya sudah terwujud semua untuk saat ini. Hanya beberapa
target menengah (2-3 tahun) dan panjang (5 tahun) yang tidak relevan lagi atau
targetan yang masih berproses untuk terwujud, seperti: Memiliki minimal 150 relawan yang tercatat aktif dalam
buku pendataan; Memiliki
sarana dan prasarana kepalangmerahan; seperti: tenda, tandu, perlengkapan PP, dan lain
sebagainya yang memadai; Terjalin kerjasama yang baik dengan KSR PMI Perti se-Indonesia dan PMI
Pusat;
dan yang cukup bergengsi kita dulu ‘kepengen’ bisa jadi tuan rumah
Temu Bhakti Nasional KSR PMI Perti ke X.
Jadi,
di tahun 2021 ini, apakah anak kecil (dulu bayi) ini bisa mewujudkan visi
sebagai role model KSR PMI Perti Se-Indonesia? Atau setidaknya mendekati dan
makin realistis? Iya, bisa kok! Anak kecil (dulu bayi) hanya butuh berlari
lebih kuat, lebih cepat, lebih kencang dari sekarang dan terus menggalakkan
budaya keberlanjutan. Jadi sinetron bukan film.
Momen. Peresmian KSR PMI Unsri |
Momen. Diklat angkatan 1 KSR PMI Unsri |
Momen. Diklat angkatan 2 KSR PMI Unsri |
Tidak
jauh dari pintu masuk dari sayap kiri gedung, sepasang bola mata masih terjaga
meski suasana ruangan telah gelap.
Hariz, Ketua KPU (Komisi Pemilihan Umum) Universitas yang terpilih atas sidang
DPMU (Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas) masih belum percaya dengan beban
yang ia hadapi saat ini. Otaknya terus berpikir bagaimana menjaga pemilihan
Presma (Presiden Mahasiswa) berlangsung jujur dan adil. Sesekali ia tengok
sebelah kiri, "Huh," hembus napasnya berat melihat 2 rekannya telah
tertidur pulas.
"Tok
tok," terdengar suara ketukan pintu
"Ha,
siapa tengah malam buta gini mampir
ke sekret?" bisik Hariz dalam
hati
"Halo,
ada orang tidak sih di dalam!" geram pengunjung yang tidak sendirian,
"Hei!" teriak pengunjung yang lain.
Hariz
mulai menduga-duga, mungkinkah pasangan calon Presma, atau preman-preman kampus
yang sok jagoan tadi siang. Ia memperkirakan jumlah mereka ada 7 sampai dengan
8 orang. "Bud, Galuh, bangun!" bisik Hariz pelan dengan nada tertekan
membangunkan kedua rekannya.
Di
depan sekretariat KPU sudah ada 7 orang anak muda menunggu pintu dibuka. Mereka
adalah tim sukses pasangan calon Presma dari kelompok nasionalis. Hariz berdiri
malas menuju pintu sembari mengucek matanya yang batal menuju kantuk. Ia buka
teralis besi pintu dan melirik ke luar, "Ada apa ya?"
"Kami
mau mengumpulkan syarat yang masih kurang, diterima gak?" tanya salah satu dari gerombolan tersebut dengan nada
datar.
Setiap
calon Presma harus memenuhi syarat yang telah ditetapkan. KPU Universitas telah
mengumumkan bahwa sekretariat KPU buka 24 jam untuk pengumpulan berkas
tersebut. Hariz pun mengumpat habis di dalam hati, "Waduh, memang jadi
bumerang, seharusnya dibatasin, enggak 24 jam juga." pikir Hariz
mengevaluasi diri.
"Oh,
ya, silahkan masuk dulu." sambil menunjuk kursi Hariz mempersilahkan perwakilan
kelompok itu untuk duduk.
Budi
dan Galuh yang telah berdiri dibelakang Hariz berinisiatif untuk menghidupkan
lampu. Keduanya kompak berbagi tugas pada dua saklar yang berjauhan.
Satu
orang perwakilan masuk ke dalam sekret untuk mengumpulkan berkas, "Udah
ya, Paslon (pasangan calon) dari kami telah cukup kan syarat
administrasinya?"
"Nanti kami kabarkan, ini harus diverifikasi
dulu." jawab Hariz tenang
"Ye,
gak percayaan amat sih," umpat
salah seorang bagian kelompok tersebut dari luar ruang memancing emosi.
Hariz
mengembuskan nafas pelan, "Kita butuh waktu untuk mengecek dokumen kalian,
ini juga sudah pukul 2 dini hari, kami butuh istirahat."
"Hu,
katanya 24 jam, gak profesional
banget sih!" suara sumbang terdengar lagi dari luar.
"Hey,
kita ini bukan orang yang digaji kayak KPU beneran, ini kerja organisasi!"
Sahut Budi tak tahan untuk membela
"Ya,
kalau gak sanggup jadi KPU mending
mundur aja lah,"
"Ya,
mundur aja woy!" teriak yang lain mengaminkan.
"Sudah-sudah
Bud, memang salah kita." ucap Hariz pelan menenangkan.
Hariz
kembali menatap perwakilan kelompok yang ada dihadapannya, "Baik ya bang,
sesegera mungkin kami kabarkan jika sudah terverifikasi."
"Jangan
lama-lama, ya!" jawab perwakilan itu, Hariz hampir terpancing geram. Ia mencerca
habis-habisan. Dalam hatinya ia sepakat mereka ini adalah orang-orang barbar,
tidak mengerti proses. Maunya cepat selesai.
"Siap,
diusahakan, Bang!" tutup Hariz tak mau menuruti emosi dan menghindari
perdebatan lebih panjang. Selain khawatir akan terjadi keributan, ia pun sudah
merasa sangat mengantuk.
***
Cahaya
senja menyelimuti gedung rektorat dan auditorium kampus. Suasana ramai di
sekitar lapangan depan gedung mulai berangsur lengang. Tiap-tiap raga telah
selesai menunaikan hajatnya. Hari telah mau tutup usia, sedangkan malam bersiap
menyambut kelahiran. Dari kejauhan, nampak satu komunitas masih membentuk
lingkaran. Belum ada tanda-tanda usai. Asisten wasit seakan tidak mau
mengangkat papan sisa waktu. Diskusi masih hangat. Sangat hangat.
"Baik,
saudara-saudaraku sekalian, materi dari Kak Sidiq telah selesai," sambung
moderator setelah pembicara mengucap salam, "Sekarang, saatnya sesi tanya
jawab."
Fattah yang sedari tadi menunggu sesi ini,
langsung mengangkat tangannya.
"Ya,
silahkan Fat,"
"Terimakasih, Kak," tanpa panjang
lebar Fattah langsung pada inti pertanyaan, "Saya hanya ingin bertanya,
jadi bagaimana sikap kita dengan Pemilu Presma Universitas yang tidak lama
lagi?" wajah Fattah terlihat ragu, "Bukankah ini hampir sama dengan
Pemilu nasional yang memakai sistem demokrasi, sedangkan kita tahu demokrasi
itu haram!" tutupnya sedikit geram.
Moderator
melirik pembicara. Kak Sidiq mengerti, ia diminta untuk langsung menjawab,
"Pada dasarnya kita semua menolak sistem demokrasi karena itu adalah
produk barat." nada Kak Sidiq sangat tenang dan tegas, "Namun, kita
harus membedakan. Pemilu Presma Universitas tidaklah berdampak apa-apa untuk
sebuah negara, karena itu untuk konteks ini, semua dikembalikan ke individu
masing-masing." pungkas Kak Sidiq menyimpulkan.
Komunitas
yang biasa disebut GEMA (Gerakan Mahasiswa) Pembebasan itu telah berada di
ujung diskusi. Mereka menutup majelis tersebut dengan doa penutup majelis.
Sebenarnya masih banyak pertanyaan di benak Fattah, namun ia sadar waktu tidak
memungkinkan. Lagian, masih ada kesempatan pada pertemuan selanjutnya atau jika
mau ia bisa bermain ke indekos Kak Sidiq setiap saat, “Jangan sungkan-sungkan
buat diskusi, main aja ke kontrakan
kakak,” pesan Kak Sidiq pada Fattah di awal-awal perkenalan.
***
Semilir
angin malam menyapu pepohonan. Ranting menari-nari bersama daun-daun yang
melambai lembut gemulai. Embusan udara dingin telah menggetarkan bulu kuduk.
Ah, ini kan waktu-waktu yang paling nyaman untuk tidur lelap.
Suara
gemericik air memecah kesunyian. Intonasinya tersekat-sekat menabrak bagian
tubuh yang tak asing. Seorang insan membasahi permukaan raganya; telapak
tangan, mulut, muka, kedua tangan, rambut hingga kedua kaki sebagai rukun wudu.
Setan murka sekali melihatnya.
"Allahuakbar,"
Hariz mengawali salat tahajudnya malam ini. Tidak seperti biasanya, satu minggu
terakhir ini, Hariz bangun lebih awal untuk mendapatkan 8 rakaat.
Semenjak
ditunjuk sebagai ketua KPU Universitas, Hariz bagai memikul beban amanah yang
begitu berat. Ia khawatir tidak dapat berlaku adil dan jujur. Terlebih lagi
citranya sebagai anak Lembaga Dakwah Fakultas, seolah menyiratkan ia akan berpihak
kepada salah satu calon.
"Sudahlah
Riz, jangan kamu terima amanah itu," tanggap Fattah ketika Hariz
menceritakan penunjukan dirinya sebagai ketua KPU, "Citra kamu sudah baik
malah bakal buruk karena keberpihakan."
"Keberpihakan
bagaimana, Fat yang kamu maksud?"
"Ya, kamu kan dikenal sebagai anak LDF,
salah satu bakal calon berasal dari fakultas kamu dan sebelumnya juga aktif di
LDF," terang Fattah, "sudah pasti akan memancing kecurigaan dan isu
keberpihakan." lanjut Fattah melengkapi analisisnya.
Hariz
hanya mendengarkan nasihat sahabat satu kontrakannya tersebut. Fokusnya ada
pada kata keberpihakan. Sedapat mungkin harus ia hindari potensi itu. Tidak
melakukan apa-apa saja sudah dicurigai, apalagi jika betul-betul berpihak.
Satu-satunya
tempat Hariz mengadu saat ini adalah Allah. Melalui salat tahajud ia berusaha
berkomunikasi lebih dekat kepada Sang Khalik, agar diberi ketenangan dan
kekuatan menghadapi setiap masalah.
***
Setelah
satu bulan melewati hal yang melelahkan; kampanye anti apatis, kampanye anti
golput, persiapan berkas-berkas, debat kandidat, sampai pada proses pemungutan
suara yang penuh drama dan ketegangan dari masing-masing pihak. Tibalah saatnya
pada tahap akhir dari pemilu Presma sebelum benar-benar dilantik, yakni proses
perhitungan suara.
"Baik
teman-teman, kotak suara telah terkumpul semua," lanjut Hariz setelah
membuka acara tersebut, "Kita akan mulai melakukan perhitungan dari semua
kotak."
Pemilu
presma tahun ini cukup beda dengan sebelumnya. Jika sebelumnya hanya ada dua
pasang calon, kini ada 3 pasang calon sekaligus. Bila sebelumnya hanya diikuti
oleh kaum adam, kini salah satu calon adalah kaum hawa.
Sejak
siang tadi telah terdengar desas-desus bahwa pasangan nomor 2 menang mutlak di
semua TPS. Paslon nomor 2 bisa dikategorikan golongan Islam kanan, sedangkan
Paslon nomor 1 dan 3 adalah Islam kiri dan nasionalis. Perhitungan malam ini
sudah bisa ditebak, Paslon nomor 2 hampir 100% memenangkan pemilu.
"Instruksi
pimpinan sidang," salah satu peserta rapat yang berambut gondrong
mengacungkan jarinya, "Banyak laporan kecurangan yang masuk kepada kami,
sebaiknya hasil perhitungan ini ditunda sampai ada kejelasan!" tegasnya
dengan nada meninggi.
"Ya,
betul!" timpal rekan disampingnya.
"Boikot
saja!" suara provokasi mulai terdengar dari luar ruangan.
"Tolong
yang di luar kalau mau bicara, masuk ke dalam!" Ujar Budi menanggapi tak
sabar.
Orang
yang dimaksud tersinggung dan menerobos barikade pintu yang dijaga Resimen
Mahasiswa, "Woy, mau lu apa! ha!" sambil menunjukkkan jari
telunjuknya ia berjalan cepat menuju Budi.
ketegangan
tidak terelakkan, darah muda mahasiswa sudah tersulut api amarah. Budi telah
bersiap dengan ilmu bela diri yang ia pelajari sejak taman kanak-kanak. Di lain
pihak, provokator tadi tidak sendiri, gerombolannya ikut masuk mengikuti.
Hariz
dengan sigap mengambil pelantang suara, "Sudah, cukup!"
Rombongan
Resimen Mahasiswa dengan sigap menghalau pertikaian, perusuh segera di dorong
mundur ke luar ruangan.
"Yang
kita lakukan saat ini bukanlah politik praktis namun politik moral," Hariz
berdiri tegap berusaha menenangkan, "Maka setiap permasalahan yang ada,
tolong kita selesaikan secara moral dan etika." tegas Hariz tanpa ragu.
Di
luar ruangan, gerombolan perusuh tadi belum juga bubar. Rupanya mereka
tersinggung dengan kalimat Hariz, "Politik moral?" ujarnya meniru,
" Apa maksudnya kita ini, gak
punya moral, blangsak gitu!" ungkapnya memprovokasi
teman-teman yang lain.
"Wah,
kurang ajar banget, sih!" tanggap yang lain.
"Anak
mana ketua KPU itu, kita selesaikan malam ini aja, Bang!" pungkas salah satu mereka dan diikuti anggukan
yang lain.
***
Malam
semakin larut. Tahapan perhitungan suara tiba pada pembacaan keputusan. Paslon
nomor 2 ditetapkan sebagai pemenang.
"Tuk
tuk tuk." palu sidang diketuk tiga kali tanda rapat telah selesai.
Seluruh
tim KPU Universitas yang dijuluki the
orange, terutama rombongan kaum hawa, mulai meninggalkan lokasi dengan
pengamanan dari Resimen Mahasiswa. Hariz khawatir akan terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan kepada timnya.
Hariz
pulang paling akhir bersama tim intinya, Budi dan Galuh. Tanpa ada firasat aneh
sedikitpun mereka pulang menuju sekretariat KPU untuk istirahat, mengingat
waktu sudah menunjukkan pukul 2 dini hari.
Jalanan
di setiap sudut kampus sangat gelap. Sudah menjadi rahasia umum, jika malam
tiba, kampus ini seperti hilang ditelan bumi. Terlebih lagi jalanan menuju
sekretariat KPU. Hanya ada satu lampu di pertigaan jalan, setelahnya hanya ada
lubang pemantik emosi.
"Eh,
eh, Kenapa berhenti, Bud?" tanya Hariz terkejut saat Budi menekan rem
mendadak.
"Tuh lihat, ada orang mau jual
nyawanya!" Geram Budi sambil melentikkan jari dan leher.
Belum
juga selesai jantung Hariz berdegup, karena melihat puluhan gerombolan perusuh
tadi menghadang. Tiba-tiba dari belakang terlihat kakak, teman, dan adik di
organisasi Lembaga Dakwah Fakultas. Bukan hanya Fakultasnya tetapi juga dari Fakultas
lain. Hampir lengkap kecuali LDF Kedokteran, mungkin mereka sedang praktek sentil Hariz dalam hati. Mereka
berbaris rapi menunggangi motor berboncengan. Hariz seakan melihat perang Uhud
di depan mata segera pecah.
Ah,
masih ada satu rombongan lagi, "Siapa itu?" gumam Hariz pelan sembari
menyipitkan mata, "Ha, Fattah?"
Fattah
segera merengsek maju ke depan, "Iya Riz, aku dapat info kamu akan di
keroyok!"
Hariz terkejut dengan informasi itu, "Ha,
dikeroyok? Emang aku salah apa?" ucapnya keheranan.
"Entahlah,
walaupun kami tidak pro demokrasi,
tetapi jika saudara seiman kami dizalimi, kami siap pasang badan, Riz!"
getir Fattah yang diamini oleh rekan Gemanya yang lain.
Masing-masing
kubu telah bersiap dengan kekuatannya masing-masing. Gerombolan perusuh tadi,
juga sudah menghubungi anak-anak Mapala kampus agar mengirimkan bala bantuan.
Hariz seakan melihat nyata perpecahan Pilpres tahun lalu. Masyarakat terbelah
menjadi dua bagian. Kini ia melihat kelompok Islam seakan berbenturan dengan
kelompok sebutlah nasionalis.
Sebelum
perang itu benar-benar pecah, "Teman-teman pemilu ini sudah
berakhir." letih Hariz menutup.
-Sekian-
Dengan lembut Rasul menjawab, “Ibumu,”. Kemudian pemuda itu bertanya
siapa lagi hingga tiga kali Rasul menjawab dengan kata yang sama sampai yang ke
empat, “Ayahmu.” Tutup hadis tersebut.
Sungguh mulia seorang ibu di mata Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam, manusia mulia yang terjaga dari dosa. Sudah sepantasnya sikap beliau menjadi
suri tauladan kehidupan bagi kita yang tak lepas dari intaian maksiat. Sosok
ibu adalah orang yang paling berhak mendapatkan perlakuan baik, hingga tiga
kali lipat dari biasanya. Hal ini tentu bukan karena tanpa sebab. Semua manusia di
muka bumi ini selain nabi Adam adalah sosok-sosok yang lahir dari rahim ibu.
Kita semua dijaga dalam rahim tersebut berbulan-bulan dari bangun tidur, ke
kamar mandi, ke pasar, saat memasak, saat mencuci pakaian ayah, dan seterusnya
hingga tidur kembali. Mengesankan sekali.
Setelah mengandung 9 bulan lamanya, seorang ibu masih harus berjuang
dalam proses kelahiran. Peristiwa yang tentu tidak akan pernah ia lupakan. Rasa
sakit saat melahirkan umpama 20 tulang patah secara bersamaan. Pada
saat itu, nyawa menjadi pertaruhan keduanya; sang ibu dan calon bayi. Bahkan,
sekalipun sang bayi telah berhasil dilahirkan, rasa sakit sang ibu masih terus
berlanjut. Ibu masih perlu mengeluarkan plasenta yang ada di dalam rahim.
Tahapan-tahapan sakit ini tentu tidak mudah untuk dilalui tetapi juga sebuah
perjuangan dan nilai pahala tersendiri bagi seorang ibu.
Tidak berhenti sampai disitu, tentu perjuangan seorang ibu masih terus
berlanjut. Ia masih harus menyusui paling tidak selama satu hingga dua tahun
ke depan. Ibu harus menyesuaikan kehidupannya sebelum memiliki bayi dengan
riuhnya saat telah memiliki bayi. Bahkan, dari pengalaman saya sosok ibu tidak
berperan sampai disitu saja. Saat balita, saat mulai memasuki usia kanak-kanak,
menempuh pendidikan, melanjutkan ke jenjang strata, bekerja, menikah, hingga
keadaan berbalik 360 derajat, sejatinya peran ibu tidak pernah berjeda.
Maka, sangat wajar bila orang yang paling berjasa dalam kehidupan
manusia itu tidak lain adalah ibunya. Selamat hari ibu untuk semua ibu di dunia
ini dan secara khusus untuk Umak. Semoga
Allah senantiasa menjagamu, Mak.
Aamiin.
#WAGFLPSumselMenulis #lampauibatasmu
Taman Kanak-kanak
Perjalanan panjang ini
dimotori oleh mesin waktu. Perlahan namun pasti yang mungil jadi kecil,
si kecil berangsur remaja, anak remaja kini beranjak dewasa. Andai setiap perubahan itu terdokumentasi dengan rapi, betapa leganya. Andai saja pada hal-hal itu terdapat hikmah yang dapat terekam jelas, alangkah nikmatnya. Kalau begitu, sejarah memang harus disimpan, disusun urut, dan dikunci rapat agar tak hilang tergerus zaman
Ketika
TK misalnya. Masa kanak-kanak belum mengerti apa-apa selain menangis
saat jemputan belum jua tiba. Pernah juga tertidur beralaskan anak
tangga hingga terik menyusut. Sesekali berteriak kala sang ayah pergi
sendiri tak ajak anak lanang buah hati, "Ubaakk, ubaak!" Pekiknya
khawatir ditinggal.
Ah, bocah. Selain ranting dan dedaunan masa itu juga pernah membuatku tenang, meski kita tahu kelak, itu hanya sementara.
Memasuki Sekolah Dasar
Kekanak-kanakan sering kali kita sematkan
pada mereka yang mudah tersinggung, menangis, dan bersikap kurang bijak
terhadap masalah tertentu. Bermacam watak yang tidak dewasa
dirangkum dalam istilah tersebut; kekanak-kanakan. Walau sebenarnya
kekanak-kanakan ini, aku suka sekali. Maknanya seakan-akan menisbatkan
sebuah ketidaktahuan seorang insan. Menariknya adalah ketidaktahuan. Itu senjata yang mudah-mudahan bisa mengampuni kita dari dosa.
Bisa
dikatakan ini adalah masa-masa kejayaan seorang anak kecil. Waktu studi
paling lama namun tiada beban berarti, semua enjoy like be happy.
Tidak kurang dari 6 tahun pekerjaannya menggandrungi berbagai bentuk dan
rupa permainan. Kita sebut saja beberapa seperti: Petak umpet, kelereng,
cap-capan, buah masak, cak ingking, kiyu-kiyu, dan lain sebagainya
dengan nama uniknya masing-masing. Semua puncak permainan ada di
masa-masa ini: Sekolah Dasar.
Untungnya, masa SD-ku juga
merasakan hal demikian. Sekolah bukan hanya tempat belajar, tetapi juga
tempat bermain. Namun tidak berhenti di sekolah, masa itu juga agenda
bermain merebak hingga ke sudut-sudut desa.
Akan ku ingat memori
sekolah dasar 12-18 tahun yang lalu. Bocah ini, Setiap hari
senin mengikuti upacara dan hampir setiap hari itu juga ia mempunyai
dasi atau topi baru yang dibeli setiap senin pagi di pasar dekat sekolah.
Entah apa yang ia lakukan hingga topi dan dasinya selalu tak tentu
dimana saat dibutuhkan.
Bocah ini juga dikenal pintar dan
rajin, ia pernah dipuji gurunya langsung di depan kelas. Sudah mandiri
dan bisa pulang sendiri, tidak seperti ia beberapa tahun yang lalu:
menangis jikalau tak dijemput. Tubuhnya saat itu tak terlalu besar,
bahkan hampir masuk deretan yang kecil-kecil. Maklum sebab itulah juga
ia dikenal imut.
Menjelang Akhir Sekolah Dasar
Ketika kelas 4
SD bocah ini mulai melebarkan sayap. Ia bermain hingga keluar sekolah
saat guru tidak masuk kelas. Salah satu tempat favoritnya adalah tempat
main dindong. Uang receh di kantong memang untuk main itu. Beruntung itu
bukan permainan judi, hanya games biasa sekadar bahan obrolan anak zaman
dulu.
Ketika jam pelajaran olahraga, lari mengelilingi
sekolah dari luar pagar adalah kewajiban sebagai wujud pemanasan. Momen
ini tak disia-siakan, bermodal kecepatan lari dan sedikit kata, "nyicip
sikok (satu) ya, bik!" buah duku di pinggir-pinggir jalan milik pedagang berhasil didapat dan dilahap, gratis.
Alhamdulillah, saat itu bocah ini tidak
tahu duku yang ia ambil itu adalah haram jika tak di ridhoi penjual.
Makanya, masa itu juga termasuk hari-hari yang menenangkan selain Taman Kanak-kanak dan
menjadi daun atau ranting yang gugur. Sebab, ada senjata ketidaktahuan.
Perjalanan bangsa Indonesia menjadi sebuah negara kesatuan yang terbentang luas dari sabang sampai merauke adalah perjuangan panjang dari satu generasi ke generasi. Jauh sebelum merdeka, nusantara menjelma dalam kisah-kisah primordialisme masing-masing dan dengan keunikannya yang beragam. Teritorial wilayah yang terpisah oleh hutan, gunung, lautan, seolah menjadi alasan yang masuk akal untuk Indonesia yang dulu tidak bersatu. Bahkan hari ini, banyak negara terpecah sekalipun pada dataran yang sama.
Ahli sejarah berpendapat bahwa, tonggak awal yang mejadi pemersatu bangsa kita adalah sumpah pemuda. Momentum yang bersejarah itu memotong sekat pembeda semisal daerah, suku, bahasa, adat, budaya, dan lain sebagainya yang dapat menimbulkan etnosentrisme. Sumpah pemuda adalah ikrar suci para pemuda Indonesia untuk bersatu atas dasar senasib sepenanggungan kala itu, untuk membangun formulasi yang kokoh dalam melawan kolonialisme.
Sumpah pemuda adalah peristiwa menakjubkan yang dimotori oleh para pemuda Indonesia, mereka menyebut diri dalam teks sumpah pemuda sebagai putra dan putri indonesia. Dalam situasi penjajahan dan keterbelahan antar daerah, pemuda Indonesia hadir sebagai problem solving. Perbedaan yang ada justru berbalik menjadi pemersatu dan kekuatan perlawanan. Kekuatan yang diikat dalam satu perjanjian kesepakatan; tiga kalimat yang luar biasa. Kalimat-kalimat tersebut seolah menjadi penyejuk dahaga perjuangan. Mari kita uraikan ketiga kalimat yang sampai saat ini tetap berdaya dalam perbincangan.
1. Bertumpah darah satu, tanah air Indonesia
Sebuah kalimat yang penuh dengan energi. Membawa semangat yang sama yakni semangat memiliki tanah air dan kita berjuang bersama mempertahankan sampai darah sekalipun harus tumpah. Rasa memiliki tanah dan air inilah yang meleburkan perbedaan di antara lapisan masyarakat. Tanah yang berada di setiap petak Indonesia; di hutan, bukit, lembah, atau pegunungan dan air yang terletak di laut, muara, teluk, sungai-suangai sekalipun adalah kepemilikan bersama yang harus dijaga dan dijuangkan.
2. Berbangsa yang satu, bangsa Indonesia
Mendefinisikan ulang arti sebuah bangsa. Bangsa bukanlah suku, trah, atau marga sekalipun. Bangsa adalah kesatuan yang lebih besar dan lebih utama dalam menegakkan rasa kemanusiaan. Apapun suku kita dimanapun kita tinggal, selama berada dan menyatakan diri sebagai bangsa Indonesia, maka itu sudah lebih dari cukup untuk kita saling bersatu tanpa haris mengucilkan kelompok atau etnis tertentu. Sebuah nilai persatuan yang autentik dari pendahulu kita yang semestinya diresapi oleh setiap anak bangsa.
3. Menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia
Bahasa menjadi salah satu alat perjuangan yang utama. Ust. Salim A Fillah, Dai sekaligus penulis mengatakan bahwa, bahasa Indonesia adalah bahasa yang paling sederhana. Ia tidak membutuhkan banyak prasyarat dalam tata bahasa. Cukup ditambahkan keterangan pada akhir kalimat maka sudah bisa dipahami apa maknanya. Pengukuhan bahasa Indonesia sebagai bahasa yang harus dijunjung menjadi aktivitas verbal yang makin menguatkan karakter perjuangan bangsa Indonesia.
Bila kita berkaca pada peristiwa sumpah pemuda dan ikrar di dalamnya, maka sesungguhnya pemikiran untuk berjuang, bersatu, dan berbahasa yang sama sebagai perajut perjuangan adalah hal lama yang sejak 92 tahun lalu menjadi keresahan rakyat Indonesia. Dahsyatnya, pemuda Indonesia cerdik untuk menangkap keresahan tersebut dan mencari solusi sebagai pondasi sekaligus jaring pengaman dari hasutan perpecahan. Inilah peran pemuda pada masa-masa itu, dan bila kita tarik kisah-kisah selanjutnya tak akan luput dari peran para pemuda. Peristiwa proklamasi 1945, tiga tuntutan rakyat 1966, sampai dengan reformasi 1998 yang mengakhiri masa orde baru.
"Karena kemudaan berarti masih hijaunya mereka." tulis Ust. Salim A Fillah dalam sebuah artikel, "Dan hijau berarti masih akan terus tumbuh dan berkembang, sementara membusuk adalah kepastian berikutnya bagi yang telah matang." pungkasnya. Pemuda adalah mereka yang identik dengan semangat yang menggebu-gebu. Masa-masa dimana pikiran, jiwa, dan raga berada pada kondisi terbaik. Maka memang sangat wajar, jika harapan inovasi dan perubahan itu diarahkan kepada para pemuda.
Peristiwa-peristiwa yang telah terjadi sebelumnya adalah catatan sejarah. Cerita tersebut telah menjelma dari keheroikan menjadi sebuah tulisan. Kita tidak diharapkan hanya sekedar tahu dan paham, tetapi lebih dari itu. Kata Bung Karno, "Ambil apinya, bukan abunya!". Semangat, cara berpikir, perjuangan, rasa kemanusiaan dan persatuan sebagai bangsa adalah nilai-nilai yang diharapkan hidup terus menerus di tengah-tengah para pemuda. Sebagaimana waktu berjalan dan orang berganti, begitulah masalah dan solusi pula berevolusi dengan macam varian. Tetapi sejatinya, nilai-nilai kebaikan yang telah diwariskan dari pemuda yang terdahulu, tetaplah sama tanpa masa berlaku.
Peradaban Muda . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates