Friday, 25 May 2018

Sumber:https://www.skybound.com/
Kita ini lebih banyaklah tidak tahunya ketimbang tahunya. Nampak dimata belum tentu realita didalam hati seseorang. Mungkin terdengar indah ditelinga tetapi rupanya lain lagi ditelinga orang lain. Maka dengan kelemahan seperti itu penting untuk kita agar senatiasa berhati-hati, tidak terburu-buru dan gegabah dalam menyikapi masalah apapun itu jika belum jelas titik terangnya.

"Apa ini wahai Hathib?" Tanya Rasulullah sambil menunjukkan sepucuk surat.

"Jangan terburu menuduhku ya Rasulullah." Ujar Hathib mengkonfirmasi surat yang ia titipkan pada seorang wanita untuk orang-orang Quraisy, "Demi Allah aku adalah orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Aku tidak murtad dan tidak mengubah agamaku." Dilanjutkannya,  "Dulu aku adalah seorang anak angkat ditengah Quraisy. Aku bukanlah apa-apa bagi mereka. Disana aku mempunyai keluarga, kerabat, dan anak. Sementara itu, tidak ada kerabatku yang bisa melindungi mereka. Padahal orang-orang yang bersama engkau mempunyai kerabat yang bisa melindungi mereka. Karena itu aku ingin ada kerabat yang bisa melindungi keluragaku disana."

Pertanyaan Rasul adalah bagian dari tabayyun; mencari kejelasan tentang sesuatu hingga jelas dan benar keadaan sesungguhnya sedangkan penjelasan Hathib adalah wujud konfirmasi atas kekeliruan yang ia lakukan. Tidak boleh ada prasangka yang buruk sesama Muslim. Jika ada-ada saja orang yang tidak bisa menjaga rahasia, sikap terbaik kita adalah mencari kejelasan pada orang yang bersangkutan. Apa alasannya? Mengapa ia melakukan ini? Dan apakah ada hal yang keliru selama ini?. Lalu kemudian permintaan dan penerimaan maaf menjadi penengahnya. Bak mata air segar ditengah hiruk pikuk buruk sangka.

"Wahai Rasulullah, biarkan aku memenggal lehernya, karena dia telah mengkhianati Allah dan Rasulnya serta bersikap munafik" Geram Umar bin Al-Khatab saat itu.

Lalu kemudian Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa salm bersabda, "Sesungguhnya dia pernah ikut dalam Perang Badr. Lalu bagaimana engkau bisa mengetahui hal itu wahai Umar? Boleh jadi Allah telah mengetahui isi hati orang-orang yang ikut dalam perang Badr."Lalu beliau bersabda lagi,"Berbuatlah sesuka kalian, karena kesalahan kalian sudah diampuni.

Kedua mata Umar yang tajam nan gagah meneteskan bulir-bulir air mata, seraya berkata, "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui."

Berikan komentar terbaikmu :)

Peradaban Muda . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates