Sunday, 20 May 2018

https://www.antyradio.pl/

Peperangan yang terjadi pada 17 Ramadhan 2 H itu segera dimulai, "Wahai Rasulullah majulah terus seperti diperlihatkan Allah kepada engkau. Kami akan bersama engkau. Demi Allah kami tidak akan berkata kepada engkau sebagaimana Bani Israel yang berkata kepada Musa. 'Pergi engkau sendiri bersama Rabb-mu lalu berperanglah kalian berdua. Sesungguhnya kami ingin duduk menanti disini saja'.

"Tetapi pergilah" Sambung Al-Miqdad bin Amr, salah satu komandan pasukan dari muhajirin memberikan pendapat sekaligus tekad, "Pergilah engkau bersama Rabb-mu lalu berperanglah kalian berdua. Demi yang mengutusmu dengan kebenaran, andaikata engkau pergi membawa kami ke dasar sumur yang gelap, maka kami pun siap bertempur bersama engkau hingga engkau bisa mencapai tempat itu."

"Bagus," sabda Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa salam sembari mendoakan kebaikan bagi Al-Miqdad. Dialog tersebut abadi kita kenang hingga sekarang. Percakapan serius nan mesra antar pasukan kepada sang jenderal ini nantinya kita tahu adalah bagian dari cerita perang badar.

Perang besar umat Islam yang pertama sekaligus mendapat kemenangan adalah perang badar. Selain memang adanya pertolongan Allah Subhana wa Taála, jangan lupakan strategi Rasulullah di setiap perkataan dan tindakan beliau.

Terlebih lagi jumlah pasukan yang tak berimbang; 1 berbanding 3, belum ditambah 100 kuda, 600 unta, serta perlengkapan baju besi yang dimiliki Quraisy mekkah. Strategi menjadi penyebab logis atas kemenangan kaum Muslimin.

Strategi tidak hanya dibutuhkan ketika peperangan lho. Strategi adalah bagian penting untuk kita menghadapi beragam ujian. Seorang pedagang memiliki strategi agar dagangannya tetap laris dibeli, penceramah mengatur sedemikian rupa strategi agar nasehatnya masuk ke dalam hati, bahkan seorang anak SD pun tetap butuh strategi agar uang sekolahnya tak dikurangi.

Membuat sebuah resolusi, rencana, atau target-target selama bulan suci Ramadhan adalah bagian dari strategi juga. Kita tidak mau jadi seperti air yang mengalir mengikuti arus, bukan? Tetapi tidak sadar terperosok ke dasar. Mudah-mudahan dengan strategi yang telah kita atur sedemikian rupa di bulan Ramadhan ini, Allah meridhoinya. Yuk berjuang.

Berikan komentar terbaikmu :)

Peradaban Muda . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates