Ramadhan Keduabelas: Siapa Lagi
![]() |
| http://www.adorocinema.com/ |
Kalau bukan kita siapa lagi? Tidak-tidak, ini bukan pertanyaan yang pas untuk momentum semulia Ramadhan. Memangnya siapa kita ini beraninya mempertanyakan hal itu. Sungguh tak ada manfaatnya sedikit pun amalan yang kita lakukan bagi Allah dan Rasul-Nya kecuali kita lah yang membutuhkannya. "Hai manusia, kamulah yang membutuhkan Allah; dan Allah dialah yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji" Tegas Allah dalam Al-Qur'an surat Fathir ayat ke 15. Sudah selayaknya jika seorang Muslim justru menanti-nantikan peluang beramal, beraharap Allah melimpahkan Rahmat-Nya; bukan malah acuh tak acuh, menghindar seperti kita tak butuh dengan Allah, lebih-lebih pada kesempatan yang langka ini: Ramadhan.
Dulu ketika perang Tabuk akan berkecamuk, beragam persiapan dilakukan. Rasulullah Sang Pemimpin mengumandangkan secara gamblang permasalahan pada perang ini, dan Rasul mendorong para sahabat agar melakukan persiapan semaksimal mungkin termasuk mengeluarkan sedekah dan menginfakkan kelebihan harta fi sabilillah. Setelah seruan itu beliau kumandangkan, maka seketika itu pula orang-orang Muslim berlomba-lomba melaksanakan seruan tersebut. Tak ada yang cuek tak ada yang sok tidak tahu. Semuanya berlomba-lomba. bukan pertanyaan siapa lagi dalam artian terbatas, pertanyaan tersebut bermakna sebenarnya, 'siapa lagi setelah ini yang mau menandingi amalan si fulan, siapa lagi yang mau infak lebih banyak dari si fulanah.'
Dalam kisah persiapan perang Tabuk yang diringkas dari buku Shirah Nabawiyah karya Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri dijelaskan bahwa, sebelum Rasul menyerukan infak fi sabilillah, Utsman bin Affan sudah mempersiapkan kafilah dagang menuju Syam sebanyak 200 Onta lengkap dengan barang-barang yang diangkutnya dan 200 uqiyah terlebih dahulu. Maka seketika mendengar seruan itu dia mengeluarkan sedekahnya, lalu masih ditambah lagi dengan sedekah berupa 100 ekor onta dengan barang-barang yang diangkatnya, kemudian ditambah lagi dengan 1000 dinar yang diletakkan di bilik Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa salam. Beliau menerimanya dan bersabda, "Tidak ada yang membahayakan Utsman karena apa yang dilakukannya setelah hari ini"
Bahkan Utsman masih menegeluarkan sedekah lagi. lalu ditambah lagi dan masih ditambah lagi, hingga semuanya senilai 900 ekor onta dan 100 ekor kuda, tidak termasuk uang kontan.
Abdurrahman bin Auf juga datang sambil menyerahkan 200 uqiyah perak, Abu Bakar menyerahkan semua hartanya dan tidak menyisakan bagi keluarganya kecuali Allah dan Rasul-Nya, yang nilainya sebesar 4000 dirham. Abu Bakar adalah orang yang pertama kali menemui beliau untuk menyerahkan sedekah. Umar juga datang menyerahkan separoh hartanya. Al-Abbas juga menyerahkan harta yang cukup banyak, begitu pula Thalhah, Sa'd bin Ubadah, Muhammad bin Maslamah, yang semuanya datang sambil menyerahkan apa pun yang dimiliknya, ada yang sedikit dan ada yang banyak. Bahkan ada diantara mereka yang hanya menyerahkan satu atau dua mud kurma, karena memang hanya itulah yang bisa dia keluarkan. Para wanita juga datang untuk menyerahkan berbagai macam perhiasan milik mereka. Hampir tak seorang pun yang menahan apa pun yang dimilikinya dan tidak merasa sayang terhadap hartanya kecuali orang-orang munafik.
Bumi ini insyaAllah tidak akan pernah sepi dari orang baik yang hebat sampai Allah Subhana wa Ta'ala memanggilnya kembali pulang. Makanya jangan pernah merasa sendiri terlebih lagi merasa paling sholeh dan berarti. Mari kita tiru para sahabat yang telah memberikan tauladan dalam berlomba-lomba untuk ibadah. Semangat perlombaan seyogyanya menjadi nafas panjang perjuangan kita untuk mendapatkan Rahmat-Nya. Jangan lemah di bulan penuh cinta ini, ayo kita berlomba-lomba; Fastabiqul Khairats. Yuk Berjuang.

Berikan komentar terbaikmu :)