Tuesday, 7 June 2016

Foto: Googling
Ramadhan telah kembali. 11 bulan yang lalu ada sebagian umat ini berdoa agar dipertemukan padanya. Diwaktu yang bersamaan pula terdapat sebagian orang tidak ambil pusing, memikirkannya, apalagi berdoa.
Beralaskan karpet dan bersangga busa tipis, hati tua meronta-ronta tak kuasa memasuki bulan suci nan penuh kasih. Pikirnya yang larut dalam keheningan ujian berangsur surut dan meretaskan bulir keharuan, "Ooh Tuhan, inikah momentum itu?" Tegasnya menegarkan.
Barakallahu fii kum. Hati tua mulai tersenyum, pipinya merona menahan malu akan rahmat Allah Subhana wa Ta'ala. Juga malu dari perkataan sebagian ulama salaf tentang persiapan sahabat, "Mereka (para sahabat) berdoa kepada Allah selama 6 bulan agar mereka dapat menjumpai bulan Ramadhan" (Lathaaiful Ma'arif hal. 232) dan 6 bulan setelahnya berdoa agar segala amalnya selama bulan itu diterima.
Imam Abu Bakr Az Zur'i rahumahullah memaparkan dua perkara yang wajib kita waspadai. Salah satunya adalah kewajiban telah datang tetapi kita tidak siap untuk menjalankan. Dan kalau boleh hati tua jua ingin menambahkan tentang hal yang dikhawatirkan, yakni pemahaman yang tidak berbanding lurus dengan sikap.
Ahlan wa sahlan diri yang berdosa. Selamat menikmati kasih Allah yang tak terhitung. Afwan min kum kepada hati-hati muda dan tua yang pernah tersentuh tajamnya kekhilafan. Semoga Allah menerima amalan kita di bulan terbaik ini.
Taqaballahu minna wa min kum, taqobbal ya kariim. 🙏

Peradaban Muda . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates