Sunday, 27 July 2014

Bukankah dunia hanya sisa air celupan?
“Demi Allah" kata nabi "dunia ini dibanding Akhirat ibarat seseorang yang mencelupkan Jarinya ke laut; air yang tersisa di jarinya ketika diangkat itulah nilai dunia dan laut itulah akhirat ” (HR Muslim).

Betapa tiada artinya dunia dibandingkan akhirat yang luasnya seluas langit dan bumi. Apalah daya lagi seorang manusia, mungkin lebih kecil dari ikatan dalam air yang rasulluAllah ibaratkan. Bisa jadi pula tak masuk hitungan ikatan hidrogen dalam ilmu kimia, dan yang lebih parah, mungkin manusia adalah hama, sel-sel perusak kemurnian air, alam semesta.

Ya Rabb, rasanya aneh saat banyak saudara mengatakan, "kita akan kembali suci dengan datangnya Idul Fitri", setelah kertas putih yang Kau titipkan dulu sudah penuh noda hitam. Ba'da keyakinan mendalam diterjang banyak khilaf. Dan belasan tahun di dunia, pada tiap tahun diliputi dosa. Padahal Kau hanya menginginkan kami untuk tidak berpuasa melalui kata Idul Fitri, itu saja. Hamba tetap hamba Mu yang penuh dosa Ya Rabb, dan berharap dapat menumpuknya dengan kebaikan.

Di puncak ramadhan yang berbahagia, puncakkanlah segala kebaikan. Menjadikan Allah Subhana wa Ta'ala sebagai tujuan, dan dunia adalah hinaan.
"Apakah kalian tidak ridha wahai masyarakat Anshar terhadap orang yang kembali dengan kambing-kambing dan unta-unta, sementara kalian kembali bersama Allah dan RasulNya ke tempat kalian?" Getir Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa sallam mengucurkan air mata sekaligus menyadarkan kaum Anshar akan kebahagiaan melebihi dunia dan segala isinya.

Di puncak ramadhan nan diliputi kesedihan muslim sedunia, kukatakan, suara ledakan disini hanya bercanda tak se-ngeri disana.

Semoga akhirat tak tertukar dengan dunia. Semoga harta tak menyilaukan akan beningnya surga. Semoga populer bukanlah harapan, melainkan ingin amal dan ridhoNya semata. Dan semoga, 'wanita, pacaran' tidak membutakan hati untuk menerima kebenaran, tidak jadi orang pencari pembenaran, dan tidak menukarnya dengan bidadari surga, karena pacar tak bersama tuannya di hari pembalasan, apalagi untuk sekedar berkata "Tuan ini baik, perhatian, pengertian, dan lain sebagainya"

TaqobbalAllahu minna wa minkum kullu aamiin wa antum bi khoir.
Mohon maaf atas segala ucap, tindak, tulis, dan prasangka yang tercela. Semoga kita dapat saling memaafkan  :)

"Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa." (TQS. Ali-Imran : 133)

Berikan komentar terbaikmu :)

Peradaban Muda . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates