Dua Sejoli Menyesakkan Hati
Ia teringat tadi pagi . . .
Dua sejoli sedang lari pagi, mesra sekali...
Bahasa tubuh mereka sepertinya suami istri, langkah kakinya kompak. Kadang lari, terkadang berjalan sambil gandeng tangan.
Tapi tunggu, raut wajah mereka sama sekali tak mewakili hubungan halal tersebut. Semuanya terlihat imut-imut, beban keluarga sakinah-mawa'dah-warahmah juga belum terlihat dari cara mereka untuk saling memuliakan.
Benar sekali, ini adalah pemanfaatan waktu. Pacaran di bulan ramadhan agar tak rugi dan ketinggalan moment. Menyehatkan jasmani, namun mengotori hati. mengeluarkan keringat, namun meracuni niat. meregangkan otot-otot, tapi melemahkan iman. Ramadhan tinggallah nama sebuah bulan di tahun hijriyah, tak ada makna, tidak ada yang berubah, justru menjadikan nafsu semakin bergairah.
Dua sejoli sedang lari pagi, mesra sekali...
Bahasa tubuh mereka sepertinya suami istri, langkah kakinya kompak. Kadang lari, terkadang berjalan sambil gandeng tangan.
Tapi tunggu, raut wajah mereka sama sekali tak mewakili hubungan halal tersebut. Semuanya terlihat imut-imut, beban keluarga sakinah-mawa'dah-warahmah juga belum terlihat dari cara mereka untuk saling memuliakan.
Benar sekali, ini adalah pemanfaatan waktu. Pacaran di bulan ramadhan agar tak rugi dan ketinggalan moment. Menyehatkan jasmani, namun mengotori hati. mengeluarkan keringat, namun meracuni niat. meregangkan otot-otot, tapi melemahkan iman. Ramadhan tinggallah nama sebuah bulan di tahun hijriyah, tak ada makna, tidak ada yang berubah, justru menjadikan nafsu semakin bergairah.
Perubahan sebatas tak makan di siang hari, dan jor-joran makan di malam. Bedanya hanya malam terasa panjang akibat begadang dan siang yang pendek karena banyak tidur-tiduran. Bahkan sekedar untuk mencicipi manisnya ramadhan saja belum terbesit di qalbu.
Padahal manusia tidak pernah tahu kapan ramadhan terakhirnya. Mungkin masih lama, 1 tahun lagi atau bahkan tak disangka-sangka, tahun ini.
Berikan komentar terbaikmu :)